Karya Ilmiyah "Bahaya Merokok Pada Kesehatan"
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia
memiliki berbagai macam
kebiasaan. Mulai
dari berolahraga,
membaca, menulis, mengarang, dan
sebagainya.Di antara sekian banyak kebiasaan manusia, ada salah satu
kebiasaan manusia yang sangat
merugikan bagi kesehatan
mereka.Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering dilakukan oleh
masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok. Merokok sendiri
bukanlah hal yang
dianggap tabu oleh
masyarakat kita,meskipun yang
melakukannya adalah anak
yang masih duduk
di bangku sekolah.
Hal ini sangat memprihatinkan, karena
sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam
rokok terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh
kita.
Untuk itu dengan dibuatnya karya ilmiahini
diharapkan warga masyarakat dapat sadar dan
segera meninggalkan atau
mengurangi kebiasaan mereka
yang tidak baik.Karena bagaimanapun juga
dampak rokok bagi
kesehatan pelaku ( perokok
aktif ) maupun kesehatan
orang yang terkena paparan asap
rokok perokok aktif
(perokok pasif) sangat
besar, karena zat
beracun yang terkandung di dalamnya.
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah dikemukakan, penulis dapat merumuskan
masalah yang akan di bahas dalam laporan karya ilmiah ini.
Masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari rokok?
2.
Apa saja zat zat kimia yang
terkandung dalam rokok ?
3.
Apa saja cirri-ciri remaja perokok ?
4.
Mengapa remaja mulai
merokok ?
5.
Bagaimana dampak rokok
Terhadap kesehatan ?
6.
Bagaimana cara pencegahan agar remaja berhenti merokok ?
7.
Apakah strategi yang harus dilakukan ?
A. Tujuan penulisan
Ø Untuk
menyadarkan para remaja akan bahaya merokok
Ø Agar para
remaja tahu tentang bahan kimia yang ada di rokok
Ø Untuk
membiasakan para remaja jauh dari rokok
B. Batasan masalah
Agar pembahasan
masalah lebih terfokus penulis
memberikan batasan yaitu:
Ø Karya ilmiah
ini di batasi oleh pokok bahasan bahaya merokok bagi remaja
C. Metode
Dalam menyusun karya
ilmiah ini penulis menggunakan dua buah metode, yaitu metode internet dan
metode bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti &
pengertian rokok
Rokok merupakan benda yang sudah tak
asing lagi bagi kita. Merokok sudah
menjadi kebiasaan yang sangat
umum dan meluas
di masyarakat. Bahaya
merokok terhadap kesehatan tubuh
telah diteliti dan dibuktikan banyak
orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok
pun sudah diketahui
dengan jelas. Banyak
penelitian membuktikan kebiasaan merokok meningkatkan
risiko timbulnya berbagai
penyakit seperti penyakit
jantung dan gangguan pembuluh
darah,kanker paru - paru, kanker rongga
mulut, kanker laring, kanker
osefagus, bronkhitis, tekanan darah
tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan
dan cacat pada
janin. Pada kenyataannya
kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan jarang diakui orang
sebagai suatu kebiasaan buruk. Apalagi
orang yang merokok
untuk mengalihkan diri dari
stress dan tekanan emosi, lebih
sulit melepaskan diri dari
kebiasaan ini dibandingkan
perokok yang tidak memiliki latar
belakang depresi.
Penelitian terbaru
juga menunjukkan adanya bahaya dari seconhandsmoke yaitu asap rokok yang
terhirup oleh orang-orang bukan perokok karena berada di
sekitar perokok atau bisa disebut juga dengan
perokok pasif. Rokok
tidak dapat dipisahkan
dari bahan baku
pembuatannya yakni tembakau.
Di Indonesia tembakau
ditambah cengkeh dan
bahan – bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek.Selain kretek
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok
linting, rokok putih,
cerutu, rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakau kunyah).
Dari hari
ke hari jumlah perokok kian bertamabah. Hal inilah
yang nantinya akan membuat suatu malapetaka yang besar bagi kesehatan tubuh
kita.
B. Bahan-bahan
kimia yang ada pada rokok
Berikut adalah beberapa bahan kimia yang
terkandung di dalam rokok:
- Nikotin,
kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.
- Tar, yang
terdiri dari lebih
dari 4000 bahan
kimia yang mana 60 bahan kimia di
antaranya bersifat karsinogenik.
- Sianida,
senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
- Benzene, juga
dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna.
- Cadmium,
sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
- Metanol (alcohol
kayu), alcohol yang
paling sederhana yang
juga dikenal sebagai metil
alkohol.
- Asetilena,
merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
- Amonia, dapat
ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam kombinasi dengan
unsur-unsur tertentu.
- Formaldehida,
cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan mayat.
- Hidrogen sianida, racun yang digunakan sebagai fumigan
untuk membunuh semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan
pestisida.
- Arsenik, bahan
yang terdapat dalam racun tikus.
- Karbon
monoksida, bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan mobil.
C. Ciri-ciri remaja perokok
Masa remaja yaitu masa di mana
terjadinya kelabilan jiwa karena telah memasuki fase dari anak-anak
menuju fase dewasa.
Pada umumnya masa
remaja yaitu antara 12-21
tahun. Pada perkembangan manusia, terdapat
tuntutan – tuntutan psikologis
yang harus dipenuhi, jika tidak maka akan
menimbulkan dampak yang berkelanjutan. Remaja pun juga seperti itu, jika
tuntutan itu tidak dipenuhi, maka akan
menimbulkan dampak yang signifikan dalam perkembangannya menuju kedewasaan.
Ciri-ciri khusus pada remaja antara lain :
- pertumbuhan fisik yang sangat cepat
- emosinya tidak strabil
- cerkembangan seksual sangat menonjol
- cara berfikirnya bersifat kausalitas ( hukum sebab akibat )
- terikat erat dengan kelompoknya
Ciri-ciri khusus pada remaja antara lain :
- pertumbuhan fisik yang sangat cepat
- emosinya tidak strabil
- cerkembangan seksual sangat menonjol
- cara berfikirnya bersifat kausalitas ( hukum sebab akibat )
- terikat erat dengan kelompoknya
Pada umumnya masa remaja dapat dibagi 2 periode, yaitu :
1. Periode masa
puber usia 12-18 tahun
a. Masa
prapubertas : peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya :
Cirinya :
- tidak suka
diperlakukan seperti anak kecil
- mulai bersikap
kritis
b. Masa pubertas 14-16 tahun : masa
remaja awal, cirinya :
- mulai cemas dengan perubahan fisiknya
- memperhatikan penampilan
- sikapnya tidak menentu/plin plan
- suka berkelompolk dengan teman seumuran
c. Masa akhir pubertas 17-18 tahun : peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen, cirinya :
- pertumbuhan fisik sudah mulai matang, tapi kedewasaan psikologisnya belum mencapai sepenuhnya
- proses kedewasaan jasmani remaja putri lebih awal dari remaja putra
2. Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja, cirinya :
- perhatiannya tertutup kepada hal yang realistis
- mulai menyadari kenyataan
- sikapnya mulai jelas tentang hidup
- mulai nampak bakat dan minatnya
- mulai cemas dengan perubahan fisiknya
- memperhatikan penampilan
- sikapnya tidak menentu/plin plan
- suka berkelompolk dengan teman seumuran
c. Masa akhir pubertas 17-18 tahun : peralihan dari masa pubertas ke masa adolesen, cirinya :
- pertumbuhan fisik sudah mulai matang, tapi kedewasaan psikologisnya belum mencapai sepenuhnya
- proses kedewasaan jasmani remaja putri lebih awal dari remaja putra
2. Periode remaja adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja, cirinya :
- perhatiannya tertutup kepada hal yang realistis
- mulai menyadari kenyataan
- sikapnya mulai jelas tentang hidup
- mulai nampak bakat dan minatnya
D. Alasan remaja mulai merokok
Para perokok biasanya
mulai merokok sejak usia remaja.
Bahkan ada beberapa yang sudah memulainya sejak kanak-kanak. Sebelum memutuskan
apa yang akan dilakukan pada anak yang ketahuan merokok, sebaiknya pahami dulu mengapa mereka memulainya. Dengan
pemahaman,siapatahu malah bisa menghindari anak dari rokok sejak awal.
Berikut beberapa alasan mengapa remaja/anak-anak mulai merokok:
1. Sekadar coba-coba lalu ketagihan.
2. Terbiasa melihat anggota keluarga dan orang-orang di sekelilingnya merokok, sehingga
1. Sekadar coba-coba lalu ketagihan.
2. Terbiasa melihat anggota keluarga dan orang-orang di sekelilingnya merokok, sehingga
menganggap ini perbuatan normal.
3. Diajak teman. Tekanan teman sebaya yang sudah mencobanya dan anak takut dianggap
3. Diajak teman. Tekanan teman sebaya yang sudah mencobanya dan anak takut dianggap
tidak bergaul kalau tidak ikut merokok.
4 Merasa rendah diri, dan merasa lebih asyik dengan merokok.
5. Mengira merokok adalah kegiatan orang orang yang sudah dewasa, dan mereka
4 Merasa rendah diri, dan merasa lebih asyik dengan merokok.
5. Mengira merokok adalah kegiatan orang orang yang sudah dewasa, dan mereka
ingin dianggap sudah besar.
Punya pandangan ini adalah tindakan pemberontakan
terhadap orang tua.
6. Menganggap merokok adalah kegiatan yang keren, seperti halnya para idola mereka
6. Menganggap merokok adalah kegiatan yang keren, seperti halnya para idola mereka
seperti selebritas dan sebagainya.
7. Terpengaruh gencarnya iklan rokok yang masuk lewat film, media massa, poster, jadi
7. Terpengaruh gencarnya iklan rokok yang masuk lewat film, media massa, poster, jadi
sponsor kegiatan anak-anak muda
seperti konser musik dan sebagainya.
8. Tak ada yang menegur dan mengingatkan ketika melihat anak kecil atau remaja
8. Tak ada yang menegur dan mengingatkan ketika melihat anak kecil atau remaja
merokok di tempat umum.
9. Murahnya harga rokok, bahkan anak dan remaja bisa mengeteng per batang.
10. Tak cukup paham dampak rokok pada kesehatan diri sendiri dan orang sekitar.
9. Murahnya harga rokok, bahkan anak dan remaja bisa mengeteng per batang.
10. Tak cukup paham dampak rokok pada kesehatan diri sendiri dan orang sekitar.
E.
Dampak rokok
Saat ini, rokok
telah mulai dikonsumsi
oleh para remaja bahkan juga anak-anak. Hal ini memunculkan keprihatinan mengingat bahaya rokok
bagi seseorang. Kenakalan remaja identik juga
dengan remaja yang
merokok. Kebanyakan remaja nakal
dan remaja yang suka tawuran adalah perokok.
Bahaya rokok
terutama adalah bagi
kesehatan. Kita tahu bahwa rokok mengandung banyak sekali racun
dan nikotin yang
pada akhirnya dapat menyebabkan
penyakit, kanker paru, impotensi
dan bahkan serangan
jantung. Semakin dini
seseorang mengkonsumsi rokok maka semakin banyak racun yang terkumpul di
tubuhnya. Hal ini bisa menghambat
pertumbuhan fisik atau menyebabkan serangan penyakit pada masa dewasa atau masa tuanya. Padahal
masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang penting.
Selain kesehatan,
rokok juga berdampak kurang baik bagi perkembangan
psikologis remaja. Rokok identik dengan
pergaulan remaja yang
lebih rentan terhadap
kenakalan daripada pergaulan
remaja tanpa rokok.
Pergaulan remaja dengan rokok cenderung memberi remaja
pemikiran bahwa rokok
bisa menjadi pelarian
akan tiap masalah. Remaja
kemudian akan merokok ketika mendapat
masalah dalam hidupnya. Di dalam
rokok memang mengandung zat yang
bisa membuat perokok
merasa lebih baik
namun tentunya hal ini juga menyebabkan kecanduan. Kecanduan akan rokok
terbilang sulit untuk diatasi.
Pergaulan remaja
dalam lingkungan perokok juga
dapat mengantarkan pada kenakalan remaja yang lebih besar
lagi yakni penggunaan
obat terlarang dan pergaulan bebas. Menghisap rokok yang sebenarnya
adalah obat terlarang bisa saja
dialami. Dengan demikian, remaja bisa dengan mudah masuk dalam
pengaruh obat terlarang dan
mengalami kecanduan. Selain itu, rokok juga menyebabkan remaja
menjadi lebih boros karena
harus mengeluarkan uang secara rutin untuk membeli rokok.
Apalagi jika sudah
terkena pergaulan remaja
yang negatif, bisa-bisa anak berusaha mengambil harta orang
tuanya.
Oleh sebab
itu, perkenalkanlah sejak
dini mengenai bahaya rokok bagi remaja Anda. Hal ini
setidaknya membuat remaja
berpikir dua kali untuk menjadi
kecanduan. Berikan nasihat untuk menghindari
pergaulan dengan remaja perokok
lainnya. Rokok memang membuat diri menjadi lebih enak untuk sementara namun
dapat berdampak fatal nantinya.
F. Upaya
pencegahan
Sebagian besar
perokok yang udah atau berniat untuk menghentikan
kebiasaan merokok perlu menggunakan
cara mereka sendiri. Para
perokok ringan, yang sangat berkeinginan untuk untuk menghentikan kebiasaan
merokok, akan dapat berhasil dalam usaha mereka bila
menggunakan cara mereka sendiri yang paling sesuai untuk mereka.
Setiap
orang yang ingin
berhenti merokok memerlukan suatu cara yang sesuai untuk
masing-masing. Hasil studi baru-baru
ini di Inggris menunjukkan bahwa 69% perokok dewasa
ingin berhenti merokok. Nikotin
adalah zat yang paling membuat
orang ketagihan sehingga berhenti merokok
tidaklah mudah walaupun
motifasinya amat tinggi. Perokok
menyadari bahwa upaya awal untuk menghentikan
kebiasaan merokok seringkali
tidak berhasil sehingga perokok yang ingin
berhenti harus siap
untuk melakukan usaha berkali
kali. Upaya berulang kali ini penting artinya
karena akan berupa
intervensi awal. Setiap
orang harus mencoba
berbagai teknik intervensi untuk
menentukan mana yang
paling sesuai, dengan
menyadari bahwa mungkin diperlukan
tiga sampai empat
kali percobaan sebelum
menemukan cara yang sesuai. Harus dijelaskan kepada setiap
perokok yang berupaya untuk menghentikan
kebiasaannya bahwa gagal sekali
dan mengulangi kembali
bukanlah berarti kegagalan
program, melainkan hanya suatu hambatan kecil menuju suatu langkah yang
akhirnya menuju keberhasilan.
Model tahapan
perubahan dari Prochaska
dan DiClemente penting bagi perokok yang jelas kurang termotivasi
untuk secara aktif
melaksanakan suatu program
menghentikan kebiasaan merokok. Model ini, yang berawal dari
praa-kontemplasi ke kontemplasi kemudian periaan dan akhirnya tindakan,
mencakup lingkup yang
luas dari posisi para perokok.
Petugas kesehatan, penyuluh
kesehatan, peraturan perundang – undangan dan
dukungan sosial, perlu mendorong
kemajuan dari satu
tahap ke tahap
berikutnya. Walaupun suatu
Intervensi tidak membuat perokok berhasil
menghentikan kebiasaan merokok
sepenuhnya, mungkin saja ia sudah maju dari tahap pra-kontemplasi ke kontemplasi. Dengan intervensi berikutnya
si perokok akan dapat maju lebih jauh lagi sampai ke persiapan dan akhirnya ke
tindakan dan menghentikan kebiasaan merokok;
upaya berulangkali dengan
pelajaran yang diperoleh pada tiap tahap dan setiap tahap mengarah pada
sasaran akhir yaitu berhenti sepenuhnya.
Pada tahap
pre-kontemplasi perokok memerlukan
informasi, pada tahap persiapan dan tahap tindakan perokok
perlu menentukan suatu
program dan menetapkan
tanggal untuk berhenti merokok. Para
professional dalam bidang kesehatan perlu mengetahui tahap-tahap ini dan
harus siap melaksanakan tindakan
yang proaktif dan
positif, pertama untuk membuat si
perokok meningkat sampai ke
tahap tindakan, kemudian
untuk membantu si
perokok agar berhasil menyelesaikan program menghentikan kebiasaan
merokok.
Seringkali
program menghentikan kebiasaan merokok mahal biayanya atau tidak dapat
dijangkau oleh sebagian besar
penduduk. Oleh karena itu para petugas pemeliharaan kesehatan,
keluarga dan teman menjadi
mekanisme pendukung bagi
sebagian besar perokok
yang ingin berhenti merokok.
program umum yang
dapat direkomendasikan oleh
para profesional pemeliharaan
kesehatan tidak memerlukan biaya atau tambahan, selain
keinginan kuat dari para perokok serta keluarga dan teman-teman.
G. Strateginya adalah sebagai
berikut:
Tetapkan hati
untuk berhenti merokok, pelajari dan tetapkan motivasi tertentu dan keinginan
untuk berhenti.
Bicara dengan
seorang klinisi, bahas cara pengobatan dan strategi untuk mengatasi keinginan
merokok kembali, maksimalkan kesempatan untuk berhasil.
Tetapkan hari
untuk berhenti merokok, jangan berusaha mengurangi rokok secara bertahap,
tetapi berhenti total setelah tanggal yang telah ditetapkan.
Singkirkan
semua peralatan yang berkaitan dengan tembakau dan bersihkan semua pakaian dan
mobil sebelum tanggal yang ditetapkan, segeralah berhenti merokok di rumah dan
di dalam mobil, jangan pergi ke tempat-tempat yang menimbulkan godaan untuk
merokok.
Jangan kuatir
diet sampai sepenuhnya berhenti merokok.
Pastikan dan
minta dukungan dari rekan sekerja, teman dan keluarga untuk mendorong upaya
berhenti merokok dan terus berhenti.
Sebagai orang
tua, sadarilah contoh yang Anda berikan kepada anak-anak.
Pelajari
bagaimana menghindari atau mengatasi keadaan dan perilaku yang membuat Anda
berhenti merokok.
Suatu gabungan
antara sejumlah intervensi menghapus kebiasaan merokok dapat membawa hasil
yang baik. Terapi
perilaku rasa seringkali tidak
dapat mendorong perhentian
kebiasaan merokok, sehingga pemakaian
obat pengganti nikotin atau terapi pemakaian obat-obatan
non-nikotin akan lebih
membantu bagi si
perokok. Karena perokok sudah
ketagihan nikotin, obat pengganti nikotin berbentuk pil, "koyo" atau
permen karet, akan memuaskan kebutuhan perokok atau nikotin.
Terapi dengan pengganti nikotin telah terbukti dua kali
lebih berhasil-guna dalam menghentikan
kebiasaan merokok disbanding
dengan upaya tanpa
cara itu. Bagi kebanyakan orang yang berhasil berhenti merokok, terapi
dengan pengganti nikotin membuat mereka mampu mengatasi gejala putus
obat (gejala putus nikotin) dan
membuat alat bantu psikologis maupun fisiologis dalam
upaya menghentikan kebiasaan
merokok. Terapi farmakologis non-nikotin seperti bupropin,
berfungsi melalui berbagai cara disbanding dengan pengganti nikotin dan juga
telah terbukti dua
kali lebih berhasil
dalam membantu perokok
berhenti merokok. Terapi perilaku dapat membantu perokok
mengatasi motivasi sosial untuk merokok.
Sebelum menjalani upaya berhenti merokok,
seorang perokok harus
menyadari tentang kemungkinan timbulnya gejala putus obat,
berupa sifat lekas marah, ketidak-sabaran, sikap bermusuhan, kecemasan, rasa tertekan,
kesulitan berkonsentrasi, sulit tidur
dan bertambahnya nafsu makan dan kenaikan berat badan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rokok
merupakan benda yang
sudah tak asing lagi
bagi kita. Merokok sudah menjadi
kebiasaan yang sangat
umum dan meluas di masyarakat. Bahaya merokok terhadap
kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan
banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok pun sudah
diketahui dengan jelas. Para perokok biasanya mulai merokok sejak usia remaja.
Bahkan ada beberapa yang sudah
memulainya sejak kanak-kanak. Sebelum memutuskan apa yang akan
dilakukan pada anak
yang ketahuan merokok,
sebaiknya pahami dulu mengapa mereka memulainya. Dengan
pemahaman, siapa tahu
malah bisa menghindari anak dari
rokok sejak awal.
Merokok dapat dicegah dengan
berbagai upaya,seperti :
Tetapkan hati
untuk berhenti
merokok, pelajari dan tetapkan motivasi tertentu dan keinginan
untuk berhenti., bicara
dengan seorang klinisi,
bahas cara pengobatan
dan strategi untuk mengatasi keinginan merokok kembali, maksimalkan
kesempatan untuk berhasil.
Tetapkan hari
untuk berhenti merokok,
jangan berusaha mengurangi rokok secara bertahap, tetapi berhenti total
setelah tanggal yang telah ditetapkan.
B. Saran-saran
Setelah
membaca karya ilmiah
ini, semoga remaja dapat tersadarkan akan bahaya rokok
bagi kesehatan mereka
dan segera meninggalkan kebiasaan merokoknya, supaya
kesehatan mereka tetap terjaga dan
nantinya menjadikan tubuh mereka sehat bugar dan terhindar dari penyakit yang
mengancam jiwa mereka.
Sebaiknya
pemerintah mengadakan seminar atau penyuluhan mengenai bahaya merokok agar para
remaja terhindar dan sadar akan bahaya merokok.
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong,
M.(1990).Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : PT.Gramedia
Danusanto,
H.(1991).Rokok dan Perokok. Jakarta:Aksara
Levy ,M.R. (1984).Lyfe and health.New York:Random House
Levy ,M.R. (1984).Lyfe and health.New York:Random House
Tidak ada komentar:
Posting Komentar